Travelling to Mexico

Puerto Lobos, Mexico

Kota Nelayan yang mencoba bertahan.

Bagian I


Setelah hampir satu tahun, kami kembali merencanakan liburan keluarga. Waktu yang pas, karena awal November seperti, susana liburan sudah terasa namun harga tiket pesawat belum melambung tinggi. Mexico menjadi pilihan kami, karena beberapa alasan. Pertama, negara ini berbatasan langsung dengan Amerika, dan pemegang Green Card Amerika dapat langsung masuk dengan lapor diri dan akan diberikan Tourist Card. Kedua, kami ingin memperpanjang musim panas, karena di Amerika, sudah memasuki musim gugur dimana cuaca akan lebih dingin, maka Mexico akan terasa lebih hangat. Ketiga, karena satu arah dengan Arizona, yang mana, kami akan menghabiskan sisa liburan di Flagstaff, AZ, kota masa kecil suami. Alasan terakhir, karena mertua memiliki vacation house disini, jadi kami dapat menghemat biaya akomodasi. 

Setelah 4 jam penerbangan dari Maryland ke Arizona, kami tiba di Phoenix, Arizona ketika matahari baru saja tenggelam. Kami memutuskan untuk menghabiskan satu malam di condo mertua di Scottdale, AZ, dan memulai perjalanan darat ke Mexico keesokan harinya.

Pagi, kami memulai perjalanan ke perbatasan Amerika-Mexico. Dari Phoenix, perjalanan menuju perbatasan sekitar 3 jam. Tengah hari kami tiba di perbatasan. Pintu perbatasan Amerika-Mexico adalah gerbang besar seperti gerbang toll. Tidak ada pemeriksaan dari pihak Amerika, hanya pemeriksaan dari pihak petugas perbatasan Mexico, biasanya yang mereka periksa adalah senjata, secara di Amerika, khususnya di Arizona, senjata dijual seperti gorengan, mudah didapat. Keluar dari gerbang di Mexico, perbedaan antara negara maju dan negara berkembang terpampang nyata. kami disambut dengan ramainya penjaja makanan dan pengemis. Kontras sekali dengan Amerika yang hanya berjarak 10 meter dari sini. Tiba di mexico, kami menuju ke kantor imigrasi, karena aku wajib lapor diri untuk mendapatkan Tourist Card. Disinilah hal tidak terduga terjadi.


Di kantor Imigrasi yang mirip dengan kantor kelurahan di Jambi. Kami menemui petugas imigrasi dengan wajah dingin. Kami menunjukan Green Card dan surat keterangan perpanjangan Green Card dari pemerintah Amerika, yang menyatakan Green Card yang baru sedang diproses, dan Surat Keterangan tersebut dapat digunakan layaknya Green Card. Dengan wajah dingin yang galak, petugas menolak Green Card tersebut dan surat keterangannya, karena menurutnya Green Card harus masih berlaku. Kami sempat adu pendapat (dengan bahasa Spanyol yang pas-pasan), menjelaskan situasi kami, dan bahwa Surat Keterangan tersebut sah digunakan sebagai Green Card. Namun petugas tak bergeming, dan meminta kami untuk kembali ke Konsulat Mexico di Phoenix untuk mendapatkan Visa Tourist. Dia sempat "mengancam" jika kami tetap masuk, maka apabila ketahuan, maka akan dideportasi ke negara asal, Indonesia. Hadeh... walaupun lumayan bisa dapat tiket pulang kampung, tapi masuk rumah tahanan Mexico kan gak worth it juga. Tiga jam perjalanan ke perbatasan sia-sia. Kami harus kembali ke Phoenix. So much for visiting Mexico, but hey bad luck happened.

Keesokan harinya, pagi-pagi kami menuju ke Konsulat. Ternyata Surat Keterangan dapat diterima, namun kami tidak mau ada masalah lagi di perbatasan, maka kami langsung mengajukan permohonan visa tourist, agar lebih aman. proses pengajuan Visa hingga selesai memakan waktu setengah hari. Dengan membayar $36, jam satu siang, Visa sudah tertempel manis di passport. Kamipun siap melaju ke Meksiko.

Bersambung ke bagian 2




Komentar

Postingan Populer