Travelling to Mexico

Puerto Lobos, Mexico

Desa Nelayan yang mencoba bertahan.

Bagian III
Hari ketiga di Puerto Lobos. Hari ini kami berkunjung ke kota tetangga, Puerto Libertad. Menurut mertua (yang sudah bolak-balik Meksiko -USA hampir dua puluh tahun), Puerto Libertad lebih ramai daripada Puerto Lobos, disana ada restaurant, pusat pelelangan ikan, pertokoan, dan disana juga ada pembangkit listrik.

Setelah 45 menit kami tiba di Puerto Libertad. Tidak seperti yang ku duga, kota ini tidak jauh berbeda dengan Perto Lobos. Memang sedikit lebih hidup, dengan deretan pertokoan kecil, dan penduduk lokal yang berlalu lalang. Desa ini mengingatkanku dengan Kuala Tungkal di Jambi circa tahun 1990an. Kota kecil tepi laut dengan segala kesederhanaannya.

[Pusat Kota Perto Libertad]

Kami memutuskan untuk berjalan menyusuri kota kecil ini, tidak banyak yang bisa dilihat, hanya ada beberapa toko yang buka, seperti toko kelontong, toko baju yang juga menjual es krim dan popsicle, dan tempat pembuatan tortilla (roti khas mexico yang terbuat dari tepung jagung). 



[Baby Al dan Es Mangga]

[Tempat pembuatan Tortilla]

 [Dendeng sapi, yang ada dimana-mana]

 [Jajanan kacang bermerek kacang]

 [dendeng dan abon sapi]

 [Bantal Cheetos]


Kami terus berjalan kearah pantai, ke pusat Pelelangan Ikan. Disana kami melihat satu truk tentara yang berjaga, pemandangan ini cukup "wajar", karena Meksiko sedang berperang melawan kartel, mulai dari kartel narkoba sampai kartel ikan yang memaksa nelayan menjual ikan dengan harga murah. 

Pantai disini sangat indah, dan yang lebih menarik, pantai ini hidup, dalam satu ekosistem. Manusia dan hewan yang hidup berdampingan dan saling menunjang. Ketika kami tiba, beberapa perahu nelayan baru saja tiba dari laut, pembeli dan burung-burung pemakan ikan langsung mendekat, menyerbu kearah perahu-perahu itu. Nelayan pun mulai mengeluarkan ikan-ikan dari jaring, menimbangnya dan memasukkannya kedalam peti-peti stereofoam berisi es, pembeli akan sibuk memilih dan menghitung, sementara burung-burung terbang rendah, menunggu kesempatan untuk melarikan satu, dua ekor ikan. Suasana riuh rendah, sangat menarik untuk dilihat.





Kami duduk di restaurant paling terkenal di kota kecil ini, yang menyajikan hidangan laut dan menghadap langsung ke laut. Suasana di restaurant ini mengingatkan aku pada rumah makan di jalur pantura, musik khas meksiko mirip dangdut yang disetel kencang dan pelayan yang berpakaian seksi dan riasan tebal.
Kami memesan Taco de camaron (taco dengan isian udang goreng dan saus mayones dengan salsa), ceviche (ikan dan udang mentah dicincang dan direndam dalam air jeruk nipis dengan tomat, seledri bawang dan cabe) serta sup seafood. Satu hal tentang rumah makan Meksiko, mereka selalu memberikan tortilla chip (keripik jagung) dengan salsa secara cuma-cuma, alias gratis, selagi kita memesan dan menunggu pesanan kita datang. Jangan khawatir dengan rasa, bagi aku yang terbiasa makan makanan pedas, makanan Meksiko memiliki rasa pedas yang cukup menendang, pas dengan selera ku.
 [Menu dengan harga dalam peso]

[ceviche] 

[Taco udang]

[Es jeruk nipis]

Seusai menikmati hidangan, kami lanjut jalan di sepanjang pantai. Disini aku melihat sesuatu yang tidak pernah aku lihat sebelumnya, seperti potongan klip dari National Geography. Ratusan burung terbang dalam formasi dan meluncur kedalam laut dengan kecepatan tinggi untuk  menangkap ikan. 






Tidak terasa seharian kami habiskan di Puerto Libertad, petang menjelang kami memutuskan untuk kembali ke Puerto Lobos, sebelumnya aku mengabadikan lebih banyak foto disini.Karena mungkin  ketika aku kembali lagi, kota ini akan berubah. 






Komentar

Postingan Populer